Tidak banyak yang tahu, bahwa umbi lempuyang wangi bisa meringankan penderitaan sakit perut karena kolik, akibat kedinginan. Bagaimana sosok tanamannya dan bagaimana pula cara memanfaatkannya ?.
Apa yang berkasiat ?
Batangnya yang sesungguhnya hidup subversif didalam tanah. Buku bukunya membengkak menjadi umbi, meskipun menjalar, namun ia tidak disebut ubi jalar tapi umbi rimpang.
Umbi rimpang inilah yang berbau sedap, sampai tanamannya disebut aromaticum. Akan tetapi rasanya minta ampun pahitnya. Kalau sudah tua, umbi pahit ini malah pedas. Bau sedap ini disebabkan oleh minyak atsiri limonen, yang selain menyebarkan bau sedap, juga berkasiat karminatif ( menghalau gas ) hasil pencernaan makanan. Dalam keadaan sehat, tubuh sendiri sebenarnya sudah bisa menghalau gas, tetapi kalau perut sedang kedinginan, pengeluaran gas macet. Soalnya perut menderita kolik.
Kolik ( dari bahasa Yunani kolikos yang berarti " berkaitan dengan usus besar " ) ialah rasa nyeri didaerah perut yang muncul akibat kekejangan dari suatu organ. Penyebab kekejangan bisa macam macam, tetapi yang paling sering ialah kedinginan karena masuk angin atau terlalu banyak minum es. Kolik bisa juga muncul karena penyumbatan oleh batu empedu atau batu ginjal. Namun lempuyang wangi hanya berkasiat terhadap kolik yang penyebabnya karena kedinginan perut ( yang sebenarnya usus ) saja. Kolik karena batu empedu atau batu ginjal, harus ke berobat secara medis.
Bagaimana cara memakainya ?
Untuk melawan kolik perut kedinginan itu, umbi lempuyang wangi satu buah dibakar, supaya bebas kuman. Umbi yang sudah dibakar ini lalu ditumbuk dalam lumpang ( biasanya terbuat dari batu ) dengan alu dari batu juga, bersama umbi kunyit setengah jari ( 3 cm ), 3 buah umbi temu kunci yang dibakar juga, 3 buah umbi kunci segar, sepotong kayu ules, 5 butir biji adas, 11 butir biji ketumbar, 11 butir merica bolong ( bunga cengkeh jantan ), dan 20 helai daun poko segar.
Sebelum ditumbuk, kumpulan bahan dalam lumpang itu diberi 2 cangkir air masak yang bersih, supaya kalau bahan hancur nanti, sarinya dapat larut dalam air ini. Seluruh adonan kemudian direbus sampai mendidih, sampai tinggal kira kira separuhnya. Maksud perebusan ialah agar pelarutan sari jamu kedalam air bisa lebih intensif.
Kalau sudah didinginkan sampai panasnya suam suam kuku, seluruhnya disaring dengan kain bersih, langsung diatas cangkir. Inilah yang diminum sehari 2 kali. Tiap kali minum setengahnya saja. Sebaiknya ramuan ini diminum sesudah makan siang atau sesudah makan malam. Maka dengan bantuan minyak atsiri dari temu kunci, biji adas, merica dan daun poko itu, lempuyang wangi jadi lebih kuat kasiatnya sebagai penghangat tubuh dan sekaligus sebagai penghalau gas melawan kolik perut. ( Slamet Soeseno )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar